Advertisemen
Pertanyaan : JELASKAN HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENYIMAK,
KETERAMPILAN BERBICARA, KETERAMPILAN MEMBACA DAN KETERAMPILAN MENULIS!Berikutnya jelaskan dan berikan contoh perbedaan kegiatan mendengar, mendengarkan, dan menyimak?
Bahasa atau berbahasa terdiri dari 4 Hubungan keterampilan. Dan masing-masing memiliki keterkaitan atau hubungan satu sama lainnya. Berikut ini ulasannya :
- Hubungan antara Keterampilan Berbicara dengan Keterampilan Menyimak
- Hubungan antara Keterampilan Menyimak dengan Keterampilan Menulis
- Hubungan antara Keterampilan Menyimak dengan Keterampilan Membaca
- Hubungan antara Keterampilan Berbicara dengan Keterampilan Membaca
Pertanyaan sejenis lainnya : Jelaskan hubungan antar keterampilan berbahasa!
Jawab :
a. Hubungan antara Keterampilan Berbicara dengan Keterampilan Menyimak
Keterampilan menyimak
merupakan dasar untuk belajar bahasa. Sedangkan keterampilan berbicara perlu
menggunakan bahasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan menyimak pasti
didapatkan terlebih dahulu daripada keterampilan berbicara. Bahkan sejak bayi di
dalam kandungan sudah mampu untuk menyimak dan mengingat kata yang dibisikkan
oleh orang tua. Lantas apa itu bahasa? Dan apa manfaat bahasa?
Baca Juga : APA PENGERTIAN DAN MANFAAT BAHASA?
Menyimak adalah suatu
kegiatan yang disengaja untuk dapat memahami suatu informasi yang disampaikan
oleh pembicara. Apabila si penyimak dapat memahami maksud si pembicara dengan
baik maka penyimak tentunya dapat memberikan respon yang lebih tepat. Respon
ini dapat berupa jawaban, pengungkapan ide atau gagasan, atau bisa juga berupa
pertanyaan pada si pembicara.
Dalam kehidupan
sehari-hari kegiatan menyimak tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan berbicara.
Tidak mungkin orang menyimak jika tidak ada orang yang berbicara. Begitu pula
sebaliknya, tidak mungkin orang berbicara tanpa ada yang menyimak. Dua kegiatan
ini saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam
bercakap-cakap, diskusi, bertelepon, tanya-jawab dan interviu (interview).
Menurut Brooks (dalam
Tarigan, 1990:4) berbicara dan menyimak merupakan kegiatan komunikasi dua arah
yang langsung, merupakan komunikasi tatap muka atau face-to-face communication.
Hal-hal yang dapat memperlihatkan erat-nya hubungan antara berbicara dan menyimak adalah sebagai berikut:
Ø Ujaran
(speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi).
Ø Kata-kata
yang akan dipakai serta dipelajari oleh sang anak biasanya ditentukan oleh
perangsang (stimuli) yang mereka temui dan kata-kata yang paling banyak memberi
bantuan atau pelayanan dalam menyampaikan ide-ide atau gagasan mereka.
Ø Ujaran
sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan masyarakat tempatnya
hidup.
Ø Anak
yang lebih muda lebih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih panjang
dan rumit daripada kalimat-kalimat yang dapat diucapkannya.
Ø Meningkatkan
keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas berbicara
seseorang.
Ø Bunyi
atau suara merupakan suatu faktor penting dalam meningkatkan cara pemakaian
kata-kata sang anak. Oleh karena itu, sang anak akan tertolong kalau mereka
menyimak ujaran-ujaran yang baik dari para guru dan lingkungan sekitarnya.
Ø Berbicara
dengan bantuan alat-alat peraga akan menghasilkan penangkapan informasi yang
lebih baik pada pihak penyimak.
b. Hubungan antara Keterampilan Menyimak dengan Keterampilan Menulis
Pada tahun 1997 di
Amerika Serikat dibentuk sebuah lembaga yang disebut the National Reading Panel
(NRP). Tujuan dari NRP adalah untuk melaksanakan penilaian autentik tentang
penelitian ilmiah dalam membaca dan implikasinya dalam pengajaran membaca.
Salah satu hasil laporan NRP menyebutkan bahwa salah satu komponen dalam
pengajaran membaca adalah fonem. Fonem dijelaskan sebagai hubungan antara suara
dan simbol tertulis bahasa atau
korespondensi fonem-grafem. Pengajaran tentang pengetahuan fonemis dan
fonem yang tidak tepat adalah alasan paling umum mengapa siswa mengalami kesulitan
membaca.
Dari hasil laporan tersebut
tampak bahwa pemahaman fonem erat kaitannya antara suara dan simbol tertulis.
Siswa harus memiliki kemampuan menyimak yang baik agar dapat menuliskan
simbol-nya secara tepat. Dua keterampilan ini juga tidak dapat dipisahkan dengan
keterampilan membaca.
Keterampilan menulis
melibatkan kreativitas, cara berfikir yang sistematis, dan kemampuan menuangkan
ide dan gagasan menggunakan kata yang tepat.
Keterampilan ini berkorelasi positif dengan pengetahuan awal penulis.
Salah satu cara memperoleh pengetahuan adalah melalui kegiatan menyimak.
Keterampilan menyimak yang baik tentunya dapat meningkatkan pengetahuan yang
pada akhirnya dapat memperluas atau memperdalam materi tulisan.
c. Hubungan antara Keterampilan Menyimak dengan Keterampilan Membaca
Ketika anak tumbuh,
mereka mulai mempelajari keterampilan berbahasa. Dua keterampilan berbahasa
yang bersifat reseptif (menerima) adalah keterampilan menyimak dan keterampilan
membaca. Keterampilan menyimak tentunya muncul lebih dahulu daripada
keterampilan membaca. Anak mulai menyimak dan menirukan apa yang didengarnya.
Sedangkan dalam kegiatan membaca mereka perlu untuk memahami kata-kata yang
tertulis. Dari sini sepertinya keterampilan menyimak dan keterampilan membaca
begitu jauh perbedaannya. Tetapi seiring dengan bertambahnya usia mereka,
perbedaan ini akan mulai menghilang.
Ketika anak mulai
bersekolah, perbedaan antara dua keterampilan ini mulai menghilang. Ini karena
pemahaman dalam membaca meningkat dengan cepat. Siswa mulai mengembangkan
morfologi, yang merupakan sistem untuk mengembangkan kata-kata menjadi bentuk
komunikasi tertulis.
Penelitian yang telah
dilakukan oleh para ahli telah memperlihatkan beberapa hubungan penting antara membaca dan menyimak, antara lain :
Ø Pengajaran
serta petunjuk-petunjuk dalam membaca diberikan oleh sang guru melalui bahasa
lisan, dan kemampuan sang anak untuk menyimak dengan pemahaman penting sekali.
Ø Menyimak
merupakan cara atau metode utama bagi pelajaran lisan (verbalized learning) selama tahun-tahun permulaan di sekolah. Perlu
dicatat misalnya bahwa anak yang cacat dalam membaca haruslah meneruskan
pelajarannya di kelas yang lebih tinggi dengan lebih banyak melalui menyimak ketimbang membaca.
Ø Walaupun
menyimak pemahaman (listening comprehension) lebih unggul daripada membaca
pemahaman (reading comprehension), namun anak-anak sering gagal untuk
memahaminya dan tetap menyimpan atau
memakai atau menguasai sejumlah fakta yang mereka dengar.
Ø Oleh
karena itu para pelajar membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak lebih
efektif dan lebih teratur lagi, agar hasil pengajaran itu baik.
Ø Kosa
kata atau perbendaharaan kata menyimak yang sangat terbatas mempunyai kaitan
dengan kesukaran-kesukaran dalam belajar membaca secara baik.
Ø Bagi
para pelajar yang lebih besar atau tinggi kelasnya. Korelasi antara kosa kata
baca dan kosa kata simak (reading vocabulary dan listening vocabulary) sangat
tinggi , mungkin 80% atau lebih.
Ø Pembeda-bedaan
atau diskriminasi pendengaran yang jelek sering kali dihubugkan dengan membaca
yang tidak efektif dan mungkin merupakan suatu faktor pendukung atau faktor
tambahan dalam ketidakmampuan dalam membaca (poor reading)
Ø Menyimak
turut membantu sang anak untuk menangkap ide utama yang disampaikan oleh
pembicara; bagi pelajar yang lebih tinggi kelasnya, membaca lebih unggul dari
pada menyimak sesuatu yang mendadak dan pemahaman informasi yang terperinci.
d. Hubungan antara Keterampilan Berbicara dengan Keterampilan Membaca
Keterampilan berbicara
memiliki kaitan yang sangat erat dengan keterampilan membaca. Semakin banyak
orang membaca tentunya semakin banyak pengetahuan atau informasi yang
diperolehnya. Pengetahuan ini mencakup kosakata yang luas dan beraneka ragam
serta topik pembicaraan yang lebih kaya. Orang yang gemar membaca juga lebih
tepat dalam berujar karena tau ejaan yang benar.
Membaca juga
meningkatkan keterampilan berfikir logis, analitis, dan sistematis. Orang yang
terbiasa membaca tentunya akan lebih tepat dan runtut dalam berbicara. Kalimat
yang digunakan lebih ter-struktur sehingga lebih mudah dipahami oleh pendengar.
Cagri Tugrul Mart dalam
Jurnal-nya yang berjudul “Developing Speaking Skills through Reading”
(International Journal of English Linguistik, 2012: 91) mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
Communication without vocabulary will break down. One of the most useful ways to improve your communication skills is extensive reading. Extensive reading will help you to develop your ability to express ideas, whilst also enlarging the size of vocabulary. Vocabulary knowledge is one of the crucial factors that will influence fluency in speaking. Reading introduces learners to a wider body of language and contexts. Reading helps learners build up better grammar skills. As learners develop stronger reading skills, they develop more sophisticated speaking skills.
penjelasan diatas membuktikan bahwa hubungan antara keterampilan membaca dengan berbicara sangat berkaitan erat. Kegiatan membaca sangat penting untuk mengembangkan keterampilan
berbicara.
e. Hubungan antara Keterampilan Berbicara dengan Menulis
Anak-anak mulai belajar
berbicara sebelum mereka bisa mulai menulis. Untuk bisa menulis mereka harus
belajar menuangkan bahasa ke dalam simbol tertulis. Keterampilan menulis
memerlukan latihan dan bimbingan. Secara alami, dalam periode tertentu
anak-anak memiliki keterampilan berbicara yang lebih baik daripada keterampilan
menulis. Tetapi pada usia yang lebih matang, jarak antara dua keterampilan ini
semakin kecil. Pada orang dewasa bisa saja mereka mampu menulis dengan baik,
tetapi dalam berbicara justru kurang terampil atau bisa juga terjadi
sebaliknya.
Berbicara adalah bentuk
komunikasi langsung, sedangkan menulis merupakan bentuk komunikasi tidak
langsung. Berbicara bisa direncanakan dengan menuliskan apa yang akan
disampaikan terlebih dahulu. Apabila berbicara dilaksanakan secara spontan,
misalnya dalam percakapan sehari-hari, hanya ada sedikit waktu untuk memikirkan
apa yang akan disampaikan. Sedangkan ketika menulis penulis bisa memilih
kata-kata, urutan, dan materi terbaik untuk tulisannya. Namun, secara umum
keduanya sama-sama merupakan keterampilan berbahasa produktif (menyampaikan
informasi).
f. Hubungan antara Keterampilan Membaca dan Keterampilan Menulis
Tidak dapat dipungkiri
hubungan antara keterampilan membaca dengan menulis sangat erat. Satu dari keterampilan
ini dapat meningkatkan keterampilan lainnya dan begitu pula sebaliknya.
Keduanya sama-sama merupakan keterampilan yang berhubungan dengan tulisan.
Penelitian membuktikan bahwa ketika anak-anak membaca secara ekstensif mereka menjadi penulis yang lebih
baik. Membaca beragam jenis bacaan membantu anak-anak untuk memahami struktur
dan bahasa dalam teks sehingga mereka dapat menerapkan-nya dalam tulisan mereka
sendiri. Salah satu tujuan utama membaca adalah untuk belajar. Terutama ketika
di sekolah, pengetahuan sebagian besar berasal dari apa yang dibaca siswa.
Menulis adalah proses untuk mencurahkan
pengetahuan ke dalam teks sehingga siswa harus mempunyai pengetahuan atau
informasi sebelum bisa menuliskannya. Dengan demikian membaca memegang peranan
penting dalam keterampilan menulis.
Di sisi lain, menulis
membantu anak untuk membangun keterampilan membaca mereka. Terutama bagi anak
yang lebih muda yang harus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan fonemis
mereka. Pengetahuan tentang fonem akan berkembang ketika anak membaca dan
menuliskan kata-kata baru. Untuk anak yang lebih tua, praktik dalam proses
menulis teks mereka sendiri membantu mereka untuk menganalisa potongan-potongan
dari apa yang mereka baca. Orang dewasa pun seringkali menulis apa yang mereka
baca dengan bahasa sendiri agar lebih mudah untuk diingat atau dipahami.
Aristoteles pernah berkata :
"Menulis adalah Membaca Dua Kali"
Demikian ulasan mengenai Hubungan Dari 4 Keterampilan Bahasa. Semoga bermanfaat.
Baca Juga : Jelaskan Pendidikan Menurut Aristoteles
Demikian penjelasan lengkap