Jelaskan Hubungan Dari 4 Keterampilan Bahasa

Advertisemen
Pertanyaan : JELASKAN HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENYIMAK, KETERAMPILAN BERBICARA, KETERAMPILAN MEMBACA DAN KETERAMPILAN MENULIS!


Berikutnya jelaskan dan berikan contoh perbedaan kegiatan mendengar, mendengarkan, dan menyimak? 


Bahasa atau berbahasa terdiri dari 4 Hubungan keterampilan. Dan masing-masing memiliki keterkaitan atau hubungan satu sama lainnya. Berikut ini ulasannya :

  • Hubungan antara Keterampilan Berbicara dengan Keterampilan Menyimak
  • Hubungan antara Keterampilan Menyimak dengan Keterampilan Menulis
  • Hubungan antara Keterampilan Menyimak dengan Keterampilan Membaca
  • Hubungan antara Keterampilan Berbicara dengan Keterampilan Membaca


<img src='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgB8dwNzWx8WUO-nt0bHGlxqKJzUfvowMPWCl4GG7XG1bBYcfkgCcdcqNVnJ5Y4NXUidbk7H6MXOnbMIz2HuKjA8iV9RmsCSBYW0eOaNszv5nv2jsNy6uOSsKWvsXnll844Sa4aNhWBZbM2/s320/jelaskan-hubungan-dari-4-keterampilan-bahasa.png' width='100' height='100' alt='ilustrasi jelaskan hubungan dari 4 keterampilan bahasa atau berbahasa'/>

Pertanyaan sejenis lainnya : Jelaskan hubungan antar keterampilan berbahasa!

Jawab :

a.  Hubungan antara Keterampilan Berbicara dengan Keterampilan Menyimak


Keterampilan menyimak merupakan dasar untuk belajar bahasa. Sedangkan keterampilan berbicara perlu menggunakan bahasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan menyimak pasti didapatkan terlebih dahulu daripada keterampilan berbicara. Bahkan sejak bayi di dalam kandungan sudah mampu untuk menyimak dan mengingat kata yang dibisikkan oleh orang tua. Lantas apa itu bahasa? Dan apa manfaat bahasa?

Baca Juga : APA PENGERTIAN DAN MANFAAT BAHASA?

Menyimak adalah suatu kegiatan yang disengaja untuk dapat memahami suatu informasi yang disampaikan oleh pembicara. Apabila si penyimak dapat memahami maksud si pembicara dengan baik maka penyimak tentunya dapat memberikan respon yang lebih tepat. Respon ini dapat berupa jawaban, pengungkapan ide atau gagasan, atau bisa juga berupa pertanyaan pada si pembicara.

Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan menyimak tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan berbicara. Tidak mungkin orang menyimak jika tidak ada orang yang berbicara. Begitu pula sebaliknya, tidak mungkin orang berbicara tanpa ada yang menyimak. Dua kegiatan ini saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-cakap, diskusi, bertelepon, tanya-jawab dan interviu (interview).

Menurut Brooks (dalam Tarigan, 1990:4) berbicara dan menyimak merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung, merupakan komunikasi tatap muka atau face-to-face communication. Hal-hal yang dapat memperlihatkan erat-nya hubungan antara berbicara dan menyimak adalah sebagai berikut:

Ø  Ujaran (speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi).
Ø  Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh sang anak biasanya ditentukan oleh perangsang (stimuli) yang mereka temui dan kata-kata yang paling banyak memberi bantuan atau pelayanan dalam menyampaikan ide-ide atau gagasan mereka.
Ø  Ujaran sang anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan masyarakat tempatnya hidup.
Ø  Anak yang lebih muda lebih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih panjang dan rumit daripada kalimat-kalimat yang dapat diucapkannya.
Ø  Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang.
Ø  Bunyi atau suara merupakan suatu faktor penting dalam meningkat­kan cara pemakaian kata-kata sang anak. Oleh karena itu, sang anak akan tertolong kalau mereka menyimak ujaran-ujaran yang baik dari para guru dan lingkungan sekitarnya.
Ø  Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga akan menghasilkan penangkapan informasi yang lebih baik pada pihak penyimak.



b. Hubungan antara Keterampilan Menyimak dengan Keterampilan Menulis


Pada tahun 1997 di Amerika Serikat dibentuk sebuah lembaga yang disebut the National Reading Panel (NRP). Tujuan dari NRP adalah untuk melaksanakan penilaian autentik tentang penelitian ilmiah dalam membaca dan implikasinya dalam pengajaran membaca. Salah satu hasil laporan NRP menyebutkan bahwa salah satu komponen dalam pengajaran membaca adalah fonem. Fonem dijelaskan sebagai hubungan antara suara dan simbol tertulis bahasa atau  korespondensi fonem-grafem. Pengajaran tentang pengetahuan fonemis dan fonem yang tidak tepat adalah alasan paling umum mengapa siswa mengalami kesulitan membaca.

Dari hasil laporan tersebut tampak bahwa pemahaman fonem erat kaitannya antara suara dan simbol tertulis. Siswa harus memiliki kemampuan menyimak yang baik agar dapat menuliskan simbol-nya secara tepat. Dua keterampilan ini juga tidak dapat dipisahkan dengan keterampilan membaca.

Keterampilan menulis melibatkan kreativitas, cara berfikir yang sistematis, dan kemampuan menuangkan ide dan gagasan menggunakan kata yang tepat.  Keterampilan ini berkorelasi positif dengan pengetahuan awal penulis. Salah satu cara memperoleh pengetahuan adalah melalui kegiatan menyimak. Keterampilan menyimak yang baik tentunya dapat meningkatkan pengetahuan yang pada akhirnya dapat memperluas atau memperdalam materi tulisan.

c. Hubungan antara Keterampilan Menyimak dengan Keterampilan Membaca


Ketika anak tumbuh, mereka mulai mempelajari keterampilan berbahasa. Dua keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif (menerima) adalah keterampilan menyimak dan keterampilan membaca. Keterampilan menyimak tentunya muncul lebih dahulu daripada keterampilan membaca. Anak mulai menyimak dan menirukan apa yang didengarnya. Sedangkan dalam kegiatan membaca mereka perlu untuk memahami kata-kata yang tertulis. Dari sini sepertinya keterampilan menyimak dan keterampilan membaca begitu jauh perbedaannya. Tetapi seiring dengan bertambahnya usia mereka, perbedaan ini akan mulai menghilang.

Ketika anak mulai bersekolah, perbedaan antara dua keterampilan ini mulai menghilang. Ini karena pemahaman dalam membaca meningkat dengan cepat. Siswa mulai mengembangkan morfologi, yang merupakan sistem untuk mengembangkan kata-kata menjadi bentuk komunikasi tertulis.

Penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli telah memperlihatkan beberapa hubungan penting antara membaca dan menyimak, antara lain :

Ø  Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca diberikan oleh sang guru melalui bahasa lisan, dan kemampuan sang anak untuk menyimak dengan pemahaman penting sekali.
Ø  Menyimak merupakan cara atau metode utama bagi pelajaran lisan (verbalized learning) selama tahun-tahun permulaan di sekolah. Perlu dicatat misalnya bahwa anak yang cacat dalam membaca haruslah meneruskan pelajarannya di kelas yang lebih tinggi dengan lebih banyak melalui menyimak ketimbang membaca.
Ø  Walaupun menyimak pemahaman (listening comprehension) lebih unggul daripada membaca pemahaman (reading comprehension), namun anak-anak sering gagal untuk memahaminya dan  tetap menyimpan atau memakai atau menguasai sejumlah fakta yang mereka dengar.
Ø  Oleh karena itu para pelajar membutuhkan bimbingan dalam belajar menyimak lebih efektif dan lebih teratur lagi, agar hasil pengajaran itu baik.
Ø  Kosa kata atau perbendaharaan kata menyimak yang sangat terbatas mempunyai kaitan dengan kesukaran-kesukaran dalam belajar membaca secara baik.
Ø  Bagi para pelajar yang lebih besar atau tinggi kelasnya. Korelasi antara kosa kata baca dan kosa kata simak (reading vocabulary dan listening vocabulary) sangat tinggi , mungkin 80% atau lebih.
Ø  Pembeda-bedaan atau diskriminasi pendengaran yang jelek sering kali dihubugkan dengan membaca yang tidak efektif dan mungkin merupakan suatu faktor pendukung atau faktor tambahan dalam ketidakmampuan dalam membaca (poor reading)
Ø  Menyimak turut membantu sang anak untuk menangkap ide utama yang disampaikan oleh pembicara; bagi pelajar yang lebih tinggi kelasnya, membaca lebih unggul dari pada menyimak sesuatu yang mendadak dan pemahaman informasi yang terperinci.

d.      Hubungan antara Keterampilan Berbicara dengan Keterampilan Membaca


Keterampilan berbicara memiliki kaitan yang sangat erat dengan keterampilan membaca. Semakin banyak orang membaca tentunya semakin banyak pengetahuan atau informasi yang diperolehnya. Pengetahuan ini mencakup kosakata yang luas dan beraneka ragam serta topik pembicaraan yang lebih kaya. Orang yang gemar membaca juga lebih tepat dalam berujar karena tau ejaan yang benar.

Membaca juga meningkatkan keterampilan berfikir logis, analitis, dan sistematis. Orang yang terbiasa membaca tentunya akan lebih tepat dan runtut dalam berbicara. Kalimat yang digunakan lebih ter-struktur sehingga lebih mudah dipahami oleh pendengar.

Cagri Tugrul Mart dalam Jurnal-nya yang berjudul “Developing Speaking Skills through Reading” (International Journal of English Linguistik, 2012: 91) mengambil kesimpulan sebagai berikut:

Communication without vocabulary will break down. One of the most useful ways to improve your communication skills is extensive reading. Extensive reading will help you to develop your ability to express ideas, whilst also enlarging the size of vocabulary. Vocabulary knowledge is one of the crucial factors that will influence fluency in speaking. Reading introduces learners to a wider body of language and contexts. Reading helps learners build up better grammar skills. As learners develop stronger reading skills, they develop more sophisticated speaking skills.

penjelasan diatas membuktikan bahwa hubungan antara keterampilan membaca dengan berbicara sangat berkaitan erat. Kegiatan membaca sangat penting untuk mengembangkan keterampilan berbicara.

e.    Hubungan antara Keterampilan Berbicara dengan Menulis


Anak-anak mulai belajar berbicara sebelum mereka bisa mulai menulis. Untuk bisa menulis mereka harus belajar menuangkan bahasa ke dalam simbol tertulis. Keterampilan menulis memerlukan latihan dan bimbingan. Secara alami, dalam periode tertentu anak-anak memiliki keterampilan berbicara yang lebih baik daripada keterampilan menulis. Tetapi pada usia yang lebih matang, jarak antara dua keterampilan ini semakin kecil. Pada orang dewasa bisa saja mereka mampu menulis dengan baik, tetapi dalam berbicara justru kurang terampil atau bisa juga terjadi sebaliknya.

Berbicara adalah bentuk komunikasi langsung, sedangkan menulis merupakan bentuk komunikasi tidak langsung. Berbicara bisa direncanakan dengan menuliskan apa yang akan disampaikan terlebih dahulu. Apabila berbicara dilaksanakan secara spontan, misalnya dalam percakapan sehari-hari, hanya ada sedikit waktu untuk memikirkan apa yang akan disampaikan. Sedangkan ketika menulis penulis bisa memilih kata-kata, urutan, dan materi terbaik untuk tulisannya. Namun, secara umum keduanya sama-sama merupakan keterampilan berbahasa produktif (menyampaikan informasi).

f.    Hubungan antara Keterampilan Membaca dan Keterampilan Menulis


Tidak dapat dipungkiri hubungan antara keterampilan membaca dengan menulis sangat erat. Satu dari keterampilan ini dapat meningkatkan keterampilan lainnya dan begitu pula sebaliknya. Keduanya sama-sama merupakan keterampilan yang berhubungan dengan tulisan.

Penelitian membuktikan bahwa ketika anak-anak membaca secara ekstensif mereka menjadi penulis yang lebih baik. Membaca beragam jenis bacaan membantu anak-anak untuk memahami struktur dan bahasa dalam teks sehingga mereka dapat menerapkan-nya dalam tulisan mereka sendiri. Salah satu tujuan utama membaca adalah untuk belajar. Terutama ketika di sekolah, pengetahuan sebagian besar berasal dari apa yang dibaca siswa. Menulis adalah proses  untuk mencurahkan pengetahuan ke dalam teks sehingga siswa harus mempunyai pengetahuan atau informasi sebelum bisa menuliskannya. Dengan demikian membaca memegang peranan penting dalam keterampilan menulis.


Di sisi lain, menulis membantu anak untuk membangun keterampilan membaca mereka. Terutama bagi anak yang lebih muda yang harus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan fonemis mereka. Pengetahuan tentang fonem akan berkembang ketika anak membaca dan menuliskan kata-kata baru. Untuk anak yang lebih tua, praktik dalam proses menulis teks mereka sendiri membantu mereka untuk menganalisa potongan-potongan dari apa yang mereka baca. Orang dewasa pun seringkali menulis apa yang mereka baca dengan bahasa sendiri agar lebih mudah untuk diingat atau dipahami.



Aristoteles pernah berkata :

"Menulis adalah Membaca Dua Kali"

Demikian ulasan mengenai Hubungan Dari 4 Keterampilan Bahasa. Semoga bermanfaat.


Baca Juga : Jelaskan Pendidikan Menurut Aristoteles

Demikian penjelasan lengkap
Advertisemen