Menyoal Kritik "Dekonstruktif" Ala Rocky Gerung

Advertisemen
<img src='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiea6Ag49irGRDIMUwRhjBu3kjqrPZrqX0Rgjykm3Qsgo2EalA18AMejO5usn9fTGWBh8O-e58MlSNP-wR5zqrjOhBJzJgB-ylaK0XkqHEruOTqeTHL4lHADwmv18hnmKqQFK3O4bmp6XKL/s320/menyoal-kritik-dekonstruktif-ala-rocky-gerung.png' width='100' height='100' alt='menyoal kritik dekonstruktif ala Rocky Gerung'/>
Menyoal kritik 'dekonstruktif' ala Rocky Gerung


Belum lama ini saya menonton video tentang Kritik Rocky Gerung terhadap Joko Widodo. Videonya dapat anda lihat di artikel :

Video : [Lagi-Lagi] Rocky Gerung Lakukan 2 Fallacy (Kesalahan Berpikir)


Di salah satu bagian video tersebut Rocky Gerung sempat membalas sindiran Pak Jokowi yang mengatakan bahwa "Kritik boleh, tapi harus ada solusinya". 
Tapi bagi Mantan Staf Pengajar Universitas Indonesia ini, soal Solusi itu adalah urusan pemerintah. Alasannya karena Pemerintah di gaji untuk mencari solusi bangsa ini. Artinya Solusi itu bukan urusan Rocky Gerung sebagai peng-kritik. hahaha...!!! 

Saya kadang tertawa kalau melihat pak Rocky sedang ngomong. Tapi kadang juga tidak habis pikir "kok kenapa sampai bicara seperti itu", dalam hati saya.

Apa yang dikatakan Pak Jokowi adalah benar, kalau mengkritik itu harus dengan solusinya. Ini yang dinamakan dengan KRITIK KONSTRUKTIF (kritik yang membangun/memberi solusi). Jika terbiasa mengkritik tapi tidak menawarkan apa solusinya. 

Maka itu adalah KRITIK DEKONSTRUKTIF (kritik yang tidak membangun/tidak memberi solusi). Anda bisa bayangkan jika semua orang berpikir dengan paradigma "kritik dekonstruktif", mau jadi apa Indonesia?



Saya menilai kritikan yang dilontarkan oleh Rocky Gerung selain bersifat Ambigu (LIHAT : Ambiguitas Pemikiran Rocky Gerung) juga tergolong "dekonstruktif" artinya tidak menawarkan solusi/lawan dari kata konstruktif.

Kalau  Rocky Gerung mengatakan bahwa masalah "Solusi" itu urusan pemerintah sehingga tidak perlu dengan itu. Bagi saya ini sama saja mengajarkan sikap "INDIVIDUALISTIK" dan sikap acuh pada urusan sosial atau urusan berbangsa dan bernegara. 

Apalagi pernyataan Beliau ditonton oleh jutaan masyarakat Indonesia, atau bahkan Dunia. Saya tidak tahu apa yang dipahami oleh Rocky Gerung tentang "Solusi" dan "Kritik".

Baca Juga : Rocky Gerung Siapa? Biodata Rocky Gerung?

Kritik "dekonstruktif" ala Rocky Gerung ini menurut saya justru berbahaya, karena jika orang-orang meyakini konsep "seliberal" ini, maka orang hanya akan peduli dengan dirinya sendiri, hanya berpikir individualisitik atau hanya berpikir sesuai dengan kepentingannya saja. Kritik idealnya memiliki tujuan yang baik yang dibarengi dengan solusi. 

Kritik bukan menyerang. Kritik adalah melihat kesalahan dan memperbaiki kesalahan itu. Artinya kritik bukan hanya sekedar melihat kesalahan, lalu masah bodoh dengan itu atau hanya menjadi kesalahan orang (menurut anggapannya) sebagai lelucon. Saya kadang berpikir, Inikah yang dimaksud oleh Rocky Gerung bahwa Bangsa ini memiliki Masalah Pencernaan?

"Membongkar" boleh saja tapi harus ditata ulang dengan sempurna. Sebuah rumah kalau hanya sekedar dibongkar itu mudah saja. 

Saya tidak bermaksud membungkam kebebasan berpikir atau kebebasan ber-kritik, saya hanya memberi masukan kepada Bang Rocky Gerung bahwa "Kritik yang Konstruktif itu Lebih Baik dan Bermanfaat Daripada Kritik Dekonstruktif"

Tulisan ini adalah tanggapan atas pernyataan Rocky Gerung bahwa Solusi itu Urusan Pemerintah.
Baca Juga : Rocky Gerung: Filsuf Atau Sofis?

Demikian opini mengenai  Menyoal Kritik "Dekonstruktif" Ala Rocky Gerung.
Advertisemen